Box Layout

HTML Layout
Backgroud Images
Backgroud Pattern
blog-img-10

Posted by : Admin

Living Collection #12 Muhammad Bagus Febriyanto, M. Hum.: Naskah Kuno dan Generasi Muda

Naskah kuno atau manuskrip merupakan karya-karya yang dihasilkan oleh generasi lampau yang ditulis dengan tangan, atau karya tulis yang dibuat secara manual, dan berusia sekurang-kurangnya 50 tahun. Naskah-naskah kuno tersebut berisi berbagai pengetahuan  antara lain tentang hukum, pengobatan, sejarah, hikayat, babad, termasuk pula naskah-naskah pesantren. Berkaitan dengan hal tersebut, Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga menghadirkan Living Collection edisi 12 berkenaan dengan topik Naskah Kuno dan Generasi Muda. Tokoh Living Collection kali ini adalah seorang Dosen Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Muhammad Bagus Febriyanto, M.Hum. Wawancara dengan beliau dilaksanakan pada 13 Oktober 2025 di lantai satu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga.

Mas Bagus, demikian panggilannya mulai menekuni dunia naskah kuno semenjak studi  S1  di Jurusan Sastra Nusantra, Program Studi Sastra Jawa UGM, selanjutnya beliau mendalami kajian Filologi S2 Pogram Studi Ilmu Sastra FIB UI. Dalam sesi wawancara yang dipandu oleh Muammar Khadafi, mahasiswa Magister Ilmu Tafsir Al Qur’an, Mas Bagus sebagai pencetus komunitas Jangkah Nusantara menyampaikan, bahwa prosentase peminat naskah kuno saat ini, khususnya di Yogyakarta, semakin meningkat. Beliau dan komunitasnya berupaya untuk menggali keberadaan naskah kuno dan peduli dengan pelestarian naskah kuno di tengah masyarakat di berbagai wilayah Yogyakarta. Terhadap naskah kuno, beliau melandaskan pada Trilaku, yaitu hamuryani (memperbaiki), hangrekso (penyelamatan/pelestarian), dan hangluhurake (memuliakan) sebagai motivasi masyarakat untuk mengkaji manuskrip.

Mas Bagus menyampaikan pula bahwa manuskrip tidak terbatas pada karya sastra atau karya fiksi, namun di dalamnya mengandung banyak catatan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu sebagai laku angluhurake, maka komunitas Jangkah melaksanakan aktivitas seperti jagongan naskah, membuat jangkah akademik berupa penulisan populer atau cara menulis artikel popular untuk menceritakan isi manuskrip, latihan membaca aksara jawa, aksara pegon, serta mengadakan magang mahasiswa untuk mengolah manuskrip di tengah masyarakat. Selain itu dilaksanakan pula kegiatan alih media atau digitalisasi, dan alih wahana (dari tulisan kajian naskah menjadi suatu produk, seperti pertunjukan, serta komik.

Mas Bagus menyampaikan pula bahwa saat ini, naskah kuno masih sangat relevan dengan generasi muda, namun hal tersebut tergantung bagaimana mengemasnya. Tips agar generasi muda peduli dengan naskah kuno, yaitu jangan menanggap manuskrip hanya sekedar cerita fiksi, namun juga berusaha mencintai aksara lokal kita, selain itu dengan melihat berbagai gambar di dalam manuskrip juga akan menimbulkan ketertarikan, dan mendorong kita untuk mencoba membaca manuskrip. Hal penting lainnya yang beliau sampaikan, bahwa naskah kuno ditulis dengan laku prihatin, dan tanggungjawab keilmuan. Oleh karena itu, ketika membaca atau bersinggungan dengan manuskrip kita harus punya rasa hormat, rasa berterima kasih kepada para penulis manuskrip dengan memanjatkan doa bagi penulis dan semua yang terlibat dalam penyusunan manuskrip.

Pemustaka dapat menyimak wawancara dengan Mas Bagus secara utuh melalui channel youtobe Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga @sukalib. Bagi pemustaka yang ingin berdialog dengan beliau dapat menhubungi wa Kak Imum. (Tim Medsos)