LIVING COLLECTION: WAWANCARA DENGAN SUSTER AMBROSIA MARIA MAGGA

LIVING COLLECTION: WAWANCARA DENGAN SUSTER AMBROSIA MARIA MAGGA

Dalam rangka mendukung keberagaman, mengembangkan pengetahuan masyarakat, menghapus stigma negatif pada beberapa kelompok masyarakat khususnya minoritas, dan untuk memperkaya sumber informasi bagi pemustaka, Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga merintis Program Living Collection. Pada edisi Jumat, 24 Juni 2022, program Living Collection menghadirkan tokoh Suster Ambrosia Maria Magga. Beliau adalah seorang Suster yang bertugas di Konggregasi NTT. Suster Ambrosia yang diwawancarai oleh Pustakawan UIN Sunan Kalijaga Isrowiyanti, menyampaikan bahwa menjadi seorang suster atau biarawati adalah sebuah pilihan, panggilan hati, dan tidak ada paksaan dari siapapun. Suster Ambrosia menjelaskan bahwa di dalam Katolik terdapat konsep Kaul atau penghayatan yang terdiri dari Kaul Kemiskinan, Kaul kemurrnian, dan Kaul Ketaatan, yang ketiganya merupakan satu kesatuan.

Kaul Kemiskinan bermakna bahwa seorang suster tidak fokus kepada harta duniawai/benda, Semua pendapatan profesi yang diperolehnya harus disatukan di konggregasi untuk kemanfaatan bersama. Kaul Kemurnian, bermakna mengabdikan diri kepada Tuhan dengan melayani sesama manusia. Kaul Ketaatan bermakna taat kepada pimpinan, atasan, atau yang membimbing. Disamping melakukan tugas pelayanan, para suster juga terlibat dalam kegiatan di tengah warga, atau berbaur dengan warga setempat dalam berbagai kegiatan sosial. Dalam hal cara berbusana, model seragam yang dikenakan oleh suster tergantung dari ketentuan konggregasi, dan kondisi geografis di negara dimana suster bertempat tinggal.

Tentang menikah, Suster Ambrosia menjelaskan bahwa saat seseorang memutuskan menjadi Suster, maka ia siap untuk tidak menikah, atau hal tersebut merupakan konsekuensi yang harus diketahui bila menjadi suster atau biarawati. Untuk menjadi seorang Suster harus melalui masa dan proses yang panjang hingga mencapai Kaul kekal yang ditandai dengan kepemilikan cincin yang bermakna bahwa suster telah terikat erat dengan pelayanan kepada Tuhan.

Suster Ambrosia saat ini kuliah di Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Beliau merasakan bahwa lingkungan dan kebijakan kampus yang inklusif sangat mendukung proses sosialisasinya. Suasana toleransi di lingkungan kampus juga sangat dirasakannya sehingga beliau merasa diterima dengan baik, misalnya dengan diperbolehkan untuk tetap mengenakan seragam susternya selama studi di UIN Sunan Kalijaga. Beliau berkesimpulan bahwa UIN Sunan Kalijaga sangat menghargai dan melindungi golongan minoritas sepertinya.

Pemustaka dapat mengakses kegiatan wawancara ini secara utuh melalui youtobe Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga @sukalib. Selain itu, pemustaka dapat berdialog langsung dengan para tokoh yang menjadi living collection dengan menghubungi Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga melalui Imum (WA 081229990074). (Ist)

Share this post

Leave a Reply