INTERNATIONAL TALKS VISITING INTERNATIONAL LIBRARIANS #4: COMPETENCIES FOR LIS PROFESSIONALS IN THE CHANGING HEALTHCARE ENVIRONMENT

INTERNATIONAL TALKS VISITING INTERNATIONAL LIBRARIANS #4: COMPETENCIES FOR LIS PROFESSIONALS IN THE CHANGING HEALTHCARE ENVIRONMENT

Koleksi perpustakaan khusus biasanya hanya mencakup koleksi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Sehingga layanan, sumber daya, dan produk perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Terdapat sedikit perbedaan antara academic library, public library, and special library karena pustakawan khusus itu memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan pemustakanya.
Kadang pemustaka di perpustakaan khusus membutuhkan informasi dalam waktu yang mendesak dan pustakawan di perpustakaan khusus harus dapat menyajikan informasi dalam waktu yang cepat sesuai dengan kebutuhan. Seperti halnya di perpustakaan di rumah sakit bahwa kebutuhan informasi mereka berasal dari clinical staff. Berbeda pada perpustakaan akademik yang memiliki salah satu fungsinya yakni tentang penelitian, dimana pustakawan menyajikan informasi tersebut dalam satu minggu, tiga hari, sehari tergantung pada kebijakan masing-masing perpustakaan. Pustakawan di perpustakaan khusus seperti perpustakaan rumah sakit, harus menyajikan informasi saat itu juga informasi dibutuhkan. Baik dalam bentuk petunjuk teknis terkait hal di rumah sakit, prosedur dan informasi terkait yang dibutuhkan oleh tenaga medis.
Jumlah medical library di USA mengalami penurunan sebesar 30% selama 10 tahun ini, Pada The Library and Book Trade Almanac pada tahun 2007 tercatat terdapat sejumlah 2055 medical library dan turun menjadi 1384 pada 2017. Laporan DOCLINE menunjukkan penurunan serupa sebesar 30%: 3.166 perpustakaan terdaftar pada tahun 2007 dan 2.140 pada tahun 2017.
Menurut SLA syarat untuk menjadi pustakawan khusus dibutuhkan dua kompetensi utama yaitu :
1. Kompetensi inti, Intrinsik dari information profession, 6 kompetensi ini pada dasarnya menentukan apa yang information profession lakukan dan bagaimana mereka bekerja. 6 kompetensi inti tersebut adalah information services, information and knowledge system and technology, information and knowledge resources, information and data retrieval and analysis, organization of data, information, and knowledge assets, and information ethics.
2. Kompetensi pendukung digunakan oleh pustakawan khusus serta profesional di bidang lain. Ini . Termasuk komunikasi yang efektif, manajemen proyek, dan inovasi, mendukung kesuksesan dan pengembangan profesional secara keseluruhan

Sedangkan Medical Library Association (MLA) mendefinisikan “kompetensi profesional sebagai keterampilan dan kemampuan profesional penting yang dapat diamati, diukur, dan diajarkan”. Kompetensi profesi yang dibutuhkan meliputi Information Services, Information Management, Instruction & Instructional Design, Leadership & Management, Evidence-Based Practice & Research, Health Information Professionalism.

Nalini menjelaskan bahwa dalam era teknologi ini perpustakaan memiliki website yang digunakan untuk memberikan informasi terkait perpustakaan baik tentang prosedur, tata tertib, maupun kebijakan perpustakaan. Perpustakaan dapat memanfaatkan website sebagai media pemasaran dan sebagai antisipasi apabila ada yang membutuhkan informasi maka cukup mengunjungi perpustakaan sehingga mereka tidak membutuhkan banyak waktu untuk bertanya dan menunggu jawaban dari pustakawan terkait dengan informasi yang mereka butuhkan.

Penjelasan di atas merupakan bagian dari pemaparan yang disampaikan oleh Prof Nalini Mahajan, Direktor of Marianjoy Medical Library-Wheaton Illinois – USA dalam program International Talks Visiting International Librarians seri 4, dengan topik Competencies for LIS Professionals in the Changing Healthcare Environment, pada 15 April 2021. Webinar yang dihadiri oleh lebih dari 150 orang peserta dari berbagai negara ini dibuka oleh Dra. Khusnul Khotimah, S.Ag, SIP,MIP, mewakili Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Dra. Ulfah Handayani, S,Ag, SIP, M.Si hadir sebagai moderator, dan Mustikawati, Pustakawan Perpustakaan MPR RI sebagai master of ceremony. Program ini merupakan hasil Kerjasama antara Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dengan APPTIS, dan SLA-ASIA. (ist)

Share this post

Leave a Reply