INTERNATIONAL TALKS “VISITING INTERNATIONAL LIBRARIANS” #2: KNOWLEDGE MANAGEMENT

INTERNATIONAL TALKS “VISITING INTERNATIONAL LIBRARIANS” #2: KNOWLEDGE MANAGEMENT

International Talks “Visiting International Librarians” #2 diselenggarakan oleh Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga didukung oleh Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (APPTIS) dan Special Library Association – ASIA (SLA -ASIA). Program International Talk seri 2 ini kembali hadir di bulan Februari 2021 dengan topik : Knowledge Management. Dr Shantanu Ganguly (All India Institute Medical Science, India) hadir sebagai narasumber di seri ke-2 ini. Program yang dilaksanakan dalam format webinar ini diikuti oleh 150 peserta dari dalam dan luar negeri. Pada kesempatan ini Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga yang juga Presiden APPTIS, Labibah Zain, Presiden SLA Tarra Murray Grove, dan Presiden SLA Asia Debal C Kar (President of SLA Asia) menyampaikan sambutan, serta membuka webinar. April Manabat (Expert Librarian, Nazarbayev University Library -Kazakhstan) sebagai moderator Moderator, Asri Yumna pustakawan UIN Sunan Kalijaga sebagai master of ceremony, dan Ragil (difabel Service Center UIN Sunan Kalijaga) sebagai penerjemah ke bahasa isyarat.

Dalam presentasinya Dr. Shantanu Ganguly mendeskripikan secara rinci dan menarik mengenai knowledge management. Ia memaparkan model knowledge management yaitu SECI model dan SyLLK model. Knowledge manajemen merupakan cara-cara dalam mengatur atau mengorganisasikan pengalaman dan pengetahuan untuk kemajuan organisasi. Pengetahuan terbagi menjadi dua jenis, yaitu tacid knowledge dan eksplisit knowledge. Tacid knowledge merupakan pengetahuan yang masih tersimpan dalam fikiran, berupa pengalaman manusia, dan belum terdokumentasikan, sedangkan eksplisit knowledge merupakan pengetahuan yang sudah terdokumentasikan. Model SECI mencakup empat proses transfer pengetahuan, yaitu sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Kedua model tersebut menekankan elemen penting dalam knowledge managemnet, antara lain pertama, adanya budaya organisasi, budaya perilaku yang mendukung knowledge sharing. Kedua, terdapat proses yang memungkinkan konsistensi dan standardisasi, organisasi, maintenance dan diseminasi pengetahuan. Ketiga, adanya teknologi yang memfasilitasi proses manajemen dalam menjangkau, mengorganisasikan, maintenance dan diseminasi informasi. Narasumber juga menyampaikan pentingnya knowledge manajemen system (KMS), yang diperlukan untuk membuat KMS, serta elemen-elemen dalam KMS.

Model SyLLK (systemic lessons learned knowledge) mencakup juga unsur learning sebagai elemen pendukung knowledge management yang antara lain meliputi stories and lesson, storytelling, communities of practice, serta lunch and learn session. Narasumber juga menyampaikan mengenai pentingnya knowledge mapping yang telah diterapkan dalam riset kesehatan, antara lain untuk mengkategorikan nilai tambah informasi dalam organisasi. Knowledge mapping penting dalam mengidentifikasi explicit knowledge, tacid knowledge, infrastruktur dan organisasi. Knowledge mapping juga diperlukan untuk mengidentifikasi kesempatan dalam sharing knowledge dan mengidentifikasi hambatan pengetahuan dalam kelompok kerja lintas fungsional.

Program International Talks “Visiting International Librarians” ini diselengarakan bekerjasama dengan EBSCO, I-Group, dan Taylor & Francis Group. Seri pertama telah dilaksanakan pada bulan Januari 2021 yang lalu dengan topik UNESCO MIL Alliance Media and Information Literacy Skills dengan narasumber Dr. Jesus Lau (Universidad Veracruzana, Mexico). International Talks “Visiting International Librarians” #3 akan diselenggarakan bulan Maret 2021. Program ini direncanakan akan belangsung hingga bulan Desember 2021 dengan tema yang berbeda, dan dengan narasumber dari berbagai negara. (Ist)

Share this post

Leave a Reply