SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan Dan Anak) Merintis Pembangunan Perpustakaan Asesibel Bagi Disalitas Netra

SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan Dan Anak) Merintis Pembangunan Perpustakaan Asesibel Bagi Disalitas Netra

Dalam rangka mendorong aksesibilitas disabilitas netra dalam mengakses informasi, SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak) menyelenggarakan Workshop Mekanisme Lintas Kerjasama Perpustakaan di DIY. Selama dua hari, Kamis dan jumat, 26 dan 27 Mei 2016, bertempat di Hotel Pangandaran Prawirotaman, SAPDA dan sejumlah perwakilan dari  lembaga pendidikan tinggi, BPAD DIY, Perpustakaan Kota, LSM Mardiwuto, SIGAB dan Rifka Anisa duduk bersama mendiskusikan berbagai hal terkait pendirian dan pengembangan perpustakaan yang asesibel, identifikasi kebutuhan disabilitas netra, bentuk-bentuk kerjasama internal dan eksternal perpustakaan yang mungkin dilakukan serta berbagai isu terkait.

Workshop yang dipandu oleh Arif Maftukhin, staf pengajar Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga dan perintis PLD (Pusat Layanan Difabel) ini menghadirkan narasumber Danang dari BPAD DIY dan Ida Nor’aini Hadna dari Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Dari workshop ini terwujud kesepakatan paling utama, yaitu mengenai pentingnya kerjasama dalam hal aksesibilitas informasi dalam database. Para peserta workshop sepakat bahwa setiap lembaga akan memfasilitasi kemudahan akses ke database masing-masing perpustakaan, seperti menyediakan hak akses dengan akun khusus bagi disabilitas netra. Selain itu disepakati pula penyediaan koleksi adaptif seperti braille yang menyangkut subyek  keagamaan, pengembangan koleksi digital melalui kegiatan alih media, serta kemudahan dalam peminjaman koleksi printed. (Ist)

Share this post

Leave a Reply