Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar

Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar

 

Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam

Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar

Oleh : Isrowiyanti

 

 

A. Pendahuluan

Perpustakaan berkaitan erat dengan kegiatan membaca buku, budaya membaca maupun minat baca masyarakat. Berbagai upaya dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta untuk terus mendorong, mengembangkan dan meningkatkan budaya dan minat membaca masyarakat, mulai dari lingkup pendidikan prasekolah hingga perguruan tinggi. Berbagai upaya yang dilakukan untuk memotivasi masyarakat agar dapat menjadikan bacaan dan perpustakaan sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan, dan sebagai sarana belajar sepanjang hayatnya.

Untuk mewujudkan hal di atas, maka diperlukan upaya terus menerus dan berkesinambungan, dimulai dimulai dari jenjang pendidikan paling dasar hingga perguruan tinggi. Jika dari semenjak sekolah dasar siswa telah teredukasi dalam hal pemanfaatan perpustakaan dan sumber informasi, maka diharapkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi siswa tersebut telah memiliki bekal yang penting untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Demikian pula pada jenjang pendidikan selanjutnya siswa akan terbiasa untuk melibatkan pustakawan, perpustakaan, dan segala fasilitasnya sebagai mitra belajar dan sumber solusi berbagai masalah yang dihadapi selama menjalani proses belajarnya.

Pada jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu perguruan tinggi, siswa yang telah terbiasa bermitra dengan perpustakaan diharapkan akan semakin akrab dan bersahabat dengan perpustakaan ketika ia telah menjadi mahasiswa. Pada jenjang ini, perpustakaan perguruan tinggi sesunguhnya merupakan wahana bagi mahasiswa untuk lebih mandiri dalam mengeksplorasi berbagai bidang keilmuan, membuka wawasan seluas-luasnya, dan menjadi wahana pengembangan riset dengan tersedianya berbagai sumber informasi yang lengkap, komprehensif, serta sarana dan prasarana yang menunjang.

Bagaimana proses belajar dan tradisi belajar seseorang ketika ia masih berada di bangku pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan atas akan berpengaruh ketika ia berada di bangku perguruan tinggi. Dari pendidikan (sekolah) dasarlah suatu tradisi belajar yang lebih baik dengan mengaitkan perpustakaan sebagai mata rantai penting dalam proses belajar mengajar mulai ditanamkan. Dalam hal ini para pendidik di sekolah dasar memiliki andil yang besar dalam upaya melakukan pembaharuan budaya belajar para siswa dengan mengedepankan peran perpustakaan sekolah, mensosialisasikannya dan melakukan langkah-langkah nyata yang terkoordinasi.

 

B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar

Sekolah adalah suatu lembaga sosial yang berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan murid dalam hal pendidikannya, seperti : belajar dan sukses di sekolah, kemampuan sosial, menemukan filsafat hidup, dan pengertian dan perdamaian dunia . (Hamalik, 2003, hlm. 98).

Belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang berbeda tetapi keduanya memiliki hubungan yang erat sekali, saling mempengaruhi dan saling menunjang.

Belajar merupakan proses untuk mencapai tujuan dan proses mempertegas sikap, perilaku melalui pengalaman. Hasil belajar merupakan adanya perubahan perilaku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Adapun mengajar berarti menyampaikan pengetahuan kepada siswa di sekolah. Cara menyampaikan pengetahuan yang paling tepat ialah dengan jalan menuangkan ilmu pengetahauan kepada siswa dengan beberapa metode, misalnya memberikan tugas mempelajari halaman maupun tugas-tugas yang bersumber dari buku-buku. (Hamalik, 2003, hlm. 45).

Pendidikan sekolah dasar bertujuan agar siswa lulusan sekolah dasar memiliki ilmu pengetahuan yang baik dan berguna untuk dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah. Dalam pendidikan sekolah dasar, selain transmisi ilmu pengetahuan, juga mencakup pula pengolahan daya nalar siswa sebagai bekal dasar bagi setiap warganegara yang bertanggungjawab.

Siswa merupakan unsur penentu dalam proses belajar mengajar, dan tanpa siswa tidak akan terlaksana proses belajar mengajar Para siswa di bangku pendidikan dasar dapat lebih mudah menyerap ilmu pengetahuan bila dikaitkan dengan dunia nyata. Hal tersebut mengingat bahwa para siswa sekolah dasar masih berusia anak-anak (6-12 tahun), yang pada masa – masa tersebut mereka lebih bersifat aktif, peka terhadap situasi dan kejadian alam, memiliki minat, dan banyak potensi yang harus dikembangkan. Proses belajar mengajar yang konkret mengakibatkan proses pengasahan penalaran terjadi secara wajar, sehingga hal itu akan mendorong keberhasilan pendidikan sekolah dasar. (Tilaar, 2004, hlm. 42).

Unsur penting yang lain dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru merupakan pendidik dan pembina generasi muda, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Menghadapi siswa sekolah dasar maka guru dituntut untuk benar-benar memahami masalah perkembangan anak, baik secara fisik maupun kejiwaan, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung selaras tanpa menimbulkan pengaruh buruk pada mental dan kepribadian siswa. Guru bertugas menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan, sehingga nantinya terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan sebagainya. (Hamalik, 2003, hlm.124). Latar belakang tingkat pendidikan guru dapat menentukan kualitas pengajaran, karena semakin tinggi pendidikan guru, makin baik pula pendidikan dan pengajaran yang diterima oleh siswa. (Purwanto, 2003, hlm. 139).

 

C. Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh sekolah.untuk menunjang program belajar mengajar di sekolah pada semua jenjang. Fungsi utama perpustakaan sekolah dasar adalah membantu tercapainya tujuan sekolah dasar, yaitu antara lain agar anak-anak tamatan sekolah dasar memiliki ilmu pengetahuan yang kukuh dan terampil penggunaannya untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah Perpustakaan sekolah bertujuan menyerap dan menghimpun informasi, sebagai media pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien serta memberikan dasar ke arah studi mandiri. (Sulistyo, 1994, hlm. 56). Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 dinyatakan bahwa setiap sekolah wajib memiliki perpustakaan.

Dari penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya dan pernyataan undang-undang di atas, maka jelas bahwa keberadaan perpustakaan sekolah, khususnya perpustakaan sekolah dasar sangat penting. Perpustakaan sekolah dasar memiliki peranan yang penting, yaitu :

a.pendukung bagi keberhasilan para siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar,

b.media pendidikan yang efektif, yaitu sebagai pusat sumber informasi bagi para siswa dan guru yang membutuhkan beragam informasi tentang berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangannya,

c.sarana untuk melatih siswa dalam upaya mengarahkan mereka pada studi mandiri sebagai bekal dalam menempuh studi lanjutan,

d.sarana untuk menumbuhkan dan memupuk budaya gemar membaca di kalangan siswa sejak dini, dengan menyediakan beragam bacaan yang sesuai dengan tingkatan usianya,

e.membantu proses belajar mengajar yang konkret, mempermudah penyerapan ilmu pengetahuan, eksplorasi minat dan potensi siswa,

f.pendukung dalam pelaksanaan pengajaran baru yang meliputi prinsip-prinsip mengajar yang baru, peningkatan faktor nilai siswa, serta metode dan teknik mengajar yang baru.

 

Mengingat pentingnya peran perpustakaan di atas, serta mengingat kondisi mental siswa sekolah dasar yang haus akan pengetahuan, maka pustakawan dan guru perlu melakukan langkah-langkah sosialisasi perpustakaan sekolah bagi para siswa dan para guru sekolah dasar dengan tujuan :

a.siswa dapat mengenal perpustakaan sedini mungkin sejak di bangku kelas satu,

b.siswa mengenal dan memahami prosedur dan tata tertib layanan perpustakaan,

c.siswa dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan untuk kepentingan belajarnya,

d.menjadikan perpustakaan sebagai sarana belajar dan rekreasi,

e.memotivasi siswa untuk memanfaatkan perpustakaan dalam upaya menambah dan memperdalam pengetahuannya, sehingga menumbuhkan tradisi belajar di perpustakaan yang terus berlanjut hingga di bangku sekolah lanjutan,

f.meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru serta keteladanannya dalam pemanfaataan dan pengelolaan perpustakaan.

 

Sosialisasi perpustakaan sekolah dapat dilaksanakan dengan baik bila ada kerjasama dari pihak sekolah dan wali murid. Para guru harus menjadi teladan dalam pemanfaatan perpustakaan, sedangkan wali murid hendaknya selalu memotivasi siswa untuk menumbuhkan minat bacanya. Sosialisasi perpustakaan sekolah hendaknya dilakukan terus menerus sesuai dengan tingkatan kelasnya melalui :

a.Menjadikan perpustakaan sebagai obyek kunjungan edukatif, misalnya bagi siswa kelas satu, dan dapat dilaksanakan berulang kali. Pada kegiatan ini siswa diperkenalkan dengan perpustakaan dan koleksi sejak dini, selain itu guru memotivasi siswa untuk mau mengunjungi perpustakaan sesering mungkin.

b.Pembacaan buku cerita atau mendongeng menggunakan bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan pada waktu-waktu tertentu dan pada hari libur. Kegiatan ini sangat baik untuk mengembangkan dan menggali pengalaman siswa secara imaginatif, mengembangkan minat dan potensi anak, terutama bagi siswa kelas satu dan dua.

c.Belajar mengajar yang dilaksanakan di ruang perpustakaan, hal ini dapat menghindari kejenuhan siswa karena selalu atau sering belajar di dalam kelas, serta mengingat sifat anak yang aktif, dan peka pada hal-hal baru serta menyukai sesuatu yang tidak monoton.

d.Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari keterangan mengenai suatu obyek melalui berbagai literatur di perpustakaan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan bagi siswa kelas tiga ke atas.

 

Upaya sosialisasi di atas memerlukan dukungan pemikiran dari banyak pihak, sarana yang memadai, serta pemahaman yang baik mengenai fungsi perpustakaan oleh para guru. Guru biasanya merangkap pula sebagai pustakawan. Alangkah baiknya bila pengelola perpustakaan sekolah adalah seorang pustakawan yang memiliki pendidikan khusus di bidang perpustakaan sehingga perpustakaan dapat dikelola dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan dan standar yang ada.

Koleksi perpustakaan sekolah dasar hendaknya tidak hanya mencakup bidang anak-anak saja, namun juga mencakup semua bahan yang menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum sekolah dasar, termasuk pula bahan pustaka yang penting bagi para guru antara lain mengenai teori dan praktek mengajar, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, serta psikologi anak. Melalui perpustakaan, minat baca anak atau siswa dapat dikembangkan sedini mungkin.

Beberapa perpustakaan sekolah menghadapi kendala, seperti : koleksi yang tidak memadai, penyimpanan buku di ruangan yang sempit, jam buka yang belum teratur, penelusuran buku perpustakaan, status pengelola perpustakaan belum jelas, apakah guru, tenaga administrasi, atau pustakawan. Hal tersebut merupakan kendala dalam mewujudkan peran perpustakaan sekoah yang harus dihadapi dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya oleh pihak sekolah bekerjasama dengan komite sekolah.

Sosialisasi perpustakaan sekolah kepada para wali siswa juga merupakan hal yang penting, misalnya melalui pertemuan rutin wali siswa dengan pihak sekolah atau dalam pertemuan komisi sekolah. Melalui upaya tersebut, pihak sekolah dapat melibatkan wali siswa dalam mengatasi masalah perpustakaan sekolah, misalnya mengenai perlunya penambahan jumlah koleksi, dan penambahan atau perluasan ruang perpustakaan.

 

C. Penutup

Era globalisasi , ketatnya kompetisi dalam berbagai bidang pada masa ini, turut mempengaruhi perubahan pandangan dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Para pendidik sekolah dasar dituntut untuk melaksanakan pengajaran baru. Salah satu komponen penting dalam upaya pelaksanaan pengajaran baru adalah perpustakaan. Selama berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah dasar, guru dan siswa seharusnya tidak bisa lepas dari peran perpustakaan sebagai sumber informasi dan media pendidikan. Sudah saatnya bila sejak di bangku kelas satu sekolah dasar, para guru mulai melakukan sosialisasi untuk mengenalkan, dan menanamkan cinta perpustakaan

Tradisi mengunjungi perpustakaan dan belajar mandiri harus selalu ditanamkan kepada siswa sekolah dasar tidak hanya secara lisan, namun dengan langkah-langkah yang nyata dan keteladanan para guru. Kebiasaan belajar di perpustakaan juga harus ditanamkan sebagai kebiasaan atau tradisi hidup manusia yang berpendidikan. Dengan demikian diharapkan para siswa sekolah dasar dapat menjadi gerasi yang mampu mewujudkan masyarakat gemar membaca yang sesungguhnya.

 

 

———————————-

Bibliografi :

 

Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2001.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2003.

Nasution, S., Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1994.

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004

Sulistyo-Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994.

Tilaar, H.A.R., Manajemen Pendidikan Nasional : Kajian Pendidikan Masa Depan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004.

Share this post

Leave a Reply