Membina Kemampuan Pustakawan Mengurai Dan Mendayagunakan Potensi Diri

Membina Kemampuan Pustakawan Mengurai Dan Mendayagunakan Potensi Diri

 

MEMBINA KEMAMPUAN PUSTAKAWAN MENGURAI

DAN MENDAYAGUNAKAN POTENSI DIRI

Oleh : Nashruddien

 

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi komunikasi dan banjir informasi menjadi tantangan dan peluang bagi pustakawan. Informasi yang membludak, informasi yang melimpah ruah memerlukan energy tersendiri bagi pustakawan untuk membendungnya. Namun yang bijaksana adalah kalau kita pustakawan mampu mnyaring dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup. Pustakawan harus meninggalkan informasi negatif yang merusak dan mengoyak pikiran, dan memanfaatkan informasi positif yang dapat menyuburkan pikiran. Informasi negative akan menggebiri dan menenggelamkan potensi diri. Informasi negative membuat kehidupan tidak menuntungkan. Informasi negative membawa kita ke hal-hal yang tidak menuntungkan , mudah sakit, patah semangat, berpikir sintetis, rendah diri, malas bekerja, dll. Kita memang memiliki potensi yang luar biasa. Namun karena masukan informasi negative, kita jadi pecundang. Untuk itulah potensi diri harus diperkaya agar kita tetap tersenyum, semangat, dan bekerja keras, dan terus mampu berjuang untuk memperoleh kesejahteraan. Pengayaan potensi dapat dilakukan dengan perubahan paradigm : perubahan pola piker, pola ucap, dan pola.

II. POTENSI DIRI

Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya kejadian (QS. 95:4). Manusia lebih sempurna dari makhluk lainnya karena mempunyai dua elemen penting yaitu nafsu dan akal. Sementara makhluk yang lain hanya diberi nafsu atau akal saja dengan kadar yang terbatas. Untuk itulah Tuhan Yang Maha Esa menjadikan manusia pemimpin di bumi ini.

Dengan lengakapnya elemen pokok, maka manusia mempunyai potensi yang luar biasa. Bahkan ada kata-kata bijak yang mengatakan : Ada tambang emas di dalam diri manusia. Sebuah tambang emas yang bias memperkaya dan memperindah hidupnya. Kita mempunyai potensi untuk hidup sejahtera atau sukses, yaitu yang mempunyai “balance of life” (Keseimbangan Hidup). Keseimbangan hidup akan terjadi bila kita memiliki keseimbangan dalam hal spiritual, keluarga, keuangan, fisik, mental, maupun sosial.

Kita memiliki potensi yang luar biasa untuk bertumbuh dan berkembang pada tataran kehidupan yang diimpikan. Tetapi umumnya kita hanya menggunakan sekitar 10 persen dari potensi yang dimiliki (Prijosaksono dan Sanjaya, 2002). Saying potensi yang luar biasa tersebut umumnya terpendam rapat-rapat oleh factor eksternal dan factor internal dimanapun pustakawan berada.

Faktor Ekternal

1. Kegagalan yang pernah dialami.

Kegagalan adalah pengalaman pahit yang melumpuhkan semangat hidup. Kita bias menjadi tertutup, acuh dan tidak mau berkembang. Semua kesempatan yang lewat dianggapnya sebagai sesuatu yang dapat mengantarkan ke kegagalan berikutnya.

2. Informasi negatif yang diterimanya

Disadari atau tidak, lingkungan disekitar penuh dengan nuansa negative. Surat kabar, televise, radio, dan media lain kurang proporsional dalam menyiarkan beritanya. Dalam arti berita atau informasi yang negatif jauh lebih banyak daripada informasi yang positif. Sementara itu muatan negative mudah dicerna dan mempunyai pengaruh psikologis yang cukup dahsyat pada jiwa manusia.

3. Komunitas negatif yang ditemui.

Komunitas negative banyak kita jumpai dimana-mana, karena informasi yang mereka terima kebanyakan bermuatan negatif maka apa yang meraka sampaikan, yang mereka ucapkan kebanyakan bermuatan negatif juga istilah GIGO sangat tepat disini, Garbage in Garbage Out. Artinya jika yang diterima negatif maka pikiran, perasaan, ucapan, tindakan, juga akan negatif. Komunitas negatif sungguh melumpuhkan potensi kita dan memang begitulah alamnya.

Faktor Internal

1. Penakut

Manusia pada dasarnya adalah penakut. Karena pengalaman negatifnya, manusia takut berubah, takut maju, dan takut berkembang. Semua yang ada dihadapannya dianggap kenistaan, kehancuran, dan kemunduran. Manusia semacam ini akan mengalir hidupnya. Padahal pengalaman hidup semestinya menjadi pemicu untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

2. Pemalu

Pengalaman masa lalu, kurangnya pengetahuan tentang potensi diri, menguatkan ego dan gengsi. Kita senang berdiam diri dan malu keluar dari zona kenyamanan untuk meraih prestasi. Stagnasi diri inilah membuat kita terkurung dalam terali besi kemunduran.

3. Pemalas

Kita pada dasarnya adalah pemalas. Kita malas bekerja, berpikir bertingkah laku yang baik dll. Kita hanya menginginkan sesuatu yang menyenangkan tanpa berusaha terlebih dahulu, tanpa bekerja dan tanpa mau berpikir.

Dari dua factor di atas, factor eksternal berpengaruh sangat besar dalam kehidupan kita.

III. PENGAYAAN POTENSI DIRI

Untuk memperkaya potensi diri yang luar biasa, diperlukan perubahan. Karena memang perubahan yang akan terus berubah. Jika kita enggan untuk merubah, kita pasti punah. Change or perish.

Perubahan tersebut antara lain adalah :

1. Perubahan pola piker

2. Perubahan pola ucap

3. Perubahan pola tindak

 

1. Perubahan pola pikir dari negative ke positif – berpikir positif.

Perubahan pola pikir sungguh sangat penting. Karena life is a mine game – hidup adalah permainan pola pikir . “Socrates yang dikutip Timotheus (2007) mengatakan bahwa pikiran adalah nenek moyang dari perbuatan. Outlaw mempunyai pedapat yang seirama dengan Socrates. Ia mengatakan :

Hati-hatilah dengan pikiranmu, karena akan menjelma menjadi kata-kata,

Hati-hatilah dengan kata-kata yang kau ucapkan, karena akan melahirkan tindakan,

Hati-hatilah dengan tindakan-tindakanmu, karena akan membentuk sifat,

Perhatikan sifatmu, dia akan menentukan masa depanmu.

Senada dengan Outlaw, Ziglar (2001) mengatakan :”Berhati-hatilah dalam apa yang anda masukan kedalam pikiran anda, karena hal itu akan mempengaruhi tindakan-tindakan anda-yang akan mempengaruhi masa depan anda”.

Dari pernyataan di atas diketahui bahwa masa depan berpangkal dari pikiran. Pikiran yang positif menghantarkan kehidupan yang positif, optimis, terus bermimpi, berpikir kreatif, terus tumbuh dan berkembang untuk mau berbagi. Sudah dipastikan bahwa informasi negative menjadi polusi mental dan menuntun untuk berpikir sintetis tidak kreatif. Untuk itu factor eksternal yang penuh dengan misteri negatif harus dimusnahkan dan kemudian dengan sengaja menisu pikiran dengan hal-hal yang positif. Jika ini terjadi maka istilah FIFO, Fine In Fine Out pasti akan terjadi. Kita akan menunjukan potensi diri, pola pikir dan sikap akan menjadi positif, bahkan dalam kondisi sejelek apapun. Mengapa hal ini penting? Dorman dan Maxwell (1998) menyatakan bahwa berpikir positif mempunyai beberapa kehebatan :

a. Meningkatkan rasa percaya diri

b. Menjadikan manusia penuh inisiatif

c. Membuat manusia tetap tekun berusaha

d. Menumbuhkan kreatifitas

e. Menumbuhkan sifat kepemimpinan

f. Membuka peluang untuk berkembang

Bahkan Maxwell (2004) percaya bahwa orang yang positif mempunyai tujuh kualitas, yaitu :

a. Percaya kepada diri sendiri

b. Kesediaan melihat yang terbaik

c. Kemampuan melihat peluang dimana-mana

d. Focus pada solusi

e. Mempunyai hasrat untuk member

f. Memiliki keuletan

g. Bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri.

Baranngkali kita masih ingat pernyataan yang sering kita dengar, yang intinya bahwa apa diri kita 5 tahun mendatang adalah tergantung pada apa yang kit abaca, apa yang kita dengar dan dengan siapa kita berasosiasi. Untuk itu mengubah pola pikir negative ke pola pikir positif antara lain diperlukan:

 

a. Membaca buku minimum 15 menit perhari

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan yang bijaksana. Penulis mengeluarkan ide-ide kreatifnya lewat buku yang dapat dibaca oleh siapapun yang menghendakinya. Buku adalah jendela dunia dimana kita dapat menjelajahi dunia tanpa kita harus pergi kemana-mana. Membaca buku tidak harus dari halaman depan.tetapi lihatlah daftar isi dan carilah bab yang menarik untuk dibaca. Jika bab itu menarik pasti ada keterbukaan dalam alam pikiran kita dan umumnya akan lebih bermanfaat daripada harus dipaksa untuk membaca dari halaman pertama. Berilah runag untuk pikiran sehingga menerima yang kita sukai selama hal itu positif.

b. Mendengarkan hal-hal yang positif

Saat ini di luar, di took buku mulai banyak sekali kaset, CD, dll yang bermuatan positif. Kaset atau CD motivasi mulai menghiasinya. Jika mendengarkan music, carilah yang bermuatan motivasi. Cukup menantang memang, tetapi untuk dapat selalu berpikir positif memerlukan pengorbanan. Jika ingin sukses, kita perlu berkorban dan keluar dari zona kenyamanan saat ini. Dan kita yakin jika ada kemauan pasti ada jalan.

c. Berasosiasi dengan orang-orang yang positif

Cobalah mencari dan menjadi anggota asosiasi, perkumpulan atau club-club yang bernuansakan positif. Jika mereka berkumpul selalu menyemangati dan member dorongan dengan hal-hal yang positif. Mereka banyak tersenyum dan aura kesemangatan terpancar di asosiasi tersebut. Bisa jadi membuat aosiasi positif di perpustakaan. Luangkan waktu sekitar 20 menit sebelum bekerja untuk membicarakan hal-hal yang positif.

 

2. Berucap, bertutur, berkata, berbicara positif.

Sering kita mendengarpernyataan bahasa jawa : wong iku mandi ucape dewe. Artinya apa yang kita ucapkan itu akan terjadi. Anjining diri saka lati, bahwa harga diri manusia itu tergantung pada apa yang diucapkan. Adalagi bahwa ucapan adalah doa. Dari informasi tersebut betapa pentingnya berbicara positif, karena apa yang kita ucapkan menunjukan kualitas diri kita. Dan doa tidak akan pernah dotolak oleh sang maha pemurah dan maha kaya. Untuk itu kuasailah teknik membalik piring. Artinya pernyataan negative harus diubah menjadi pernyataan positif. Teknik ini perlu banyak latihan dan diterapkan, misalnya :

Pernyataan negatif : “Sayang buku perpustakaan kurang lengkap, makannya

pengunjung sedikit”.

Pernyataan positif : “Coba kalau buku perpustakan lengkap, pasti pengunjung membludak”.

Enak didengar dan dapat memotivasi diri sendiri dan orang lain. Dan sungguh kalau pikiran kita secara terus menerus diisi dengan hal-hal positif, yang keluarpun akan positif. FIFO-Fine IN Fine Out.

 

3. Pola tindak, bersikap positif

Chapman (2003) menyatakan keampuhan dari sikap positif:

a. Sikap positif memicu semangat

b. Sikap positif mendorong kreatifitas

c. Sikap positif dapat menciptakan hal-hal yang baik.

 

Ia juga mengatakan bahwa:

a. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk bersikap positif dalam keadaan apapun

b. Sikap positif adalah kunci sukses dalam setiap prosedur pemecahan persoalan atau perubahan gaya hidup.

c. Dengan selalu bersifat positif kita dapat memenangkan semua permainan hidup : kepuasan pribadi, hubungan persahabatan yang kukuh dan keberhasilan dalam karir.

Giblin (1995) dalam penelitiannya menyatakan bahwa 85 persen sukses bisa diaraih berkat factor-faktor krpribadian, kemampuan untuk berurusan dengan orang lain secara sukses. Ia menunjukan bahwa sikap akan menentukan keberhasilan kita.

 

Bersikap positif :

a. Tersenyum

Tersenyum itu sunah tersenyum itu ibadah. Tersenyum itu sedekah. Tersenyum itu mudah. Tersenyum itu indah. Tersenyum itu ramah. Tersenyum itu membuat cerah. Tersenyum itu membawa berkah. Tersenyum itu membuat orang lebih ramah. Bahkan tersenyum itu memusnahkan rasa lelah, mengusir rasa gundah, menghilangkan rasa gelisah, menghancurkan rasa susah, dan memadamkan rasa amarah.

Manfaat senyuman antara lain:

Ø Dapat meningkatkan citra pustakawan

Ø Mengakrapkan hubungan antara kita dan pemustaka serta orang lain.

Ø Sebagai sarana untuk memperole dukungan

Ø Mempermudah upaya pemencaran informasi

Ø Memperbanyak teman-menjalin silaturahmi

Ø Menarik hokum alam semesta

b. Menjadi ice-breaker (pemecah kesunyian)

 

Jadilah ice-breaker dimana-mana : di perpustakaan, di kampus, di took buku, dll. Awali dengan senyuman, salam, dan sapa. Masih ingat hokum 1 meter/30detik. Artinya jika kita berada dimanapun dan berjarak maksimal 1 meter, segeralah untuk proaktif menyapanya dalam waktu kurang dari 30 detik. Lebih dari waktu potensial tersebut, suasana hati mulai cangging dan kurang bersahabat. Setelah menyapa bertanyalah tentang : Keluarga (family), perkerjaan (occupation), hobby (recreation), dan tinggalkan pesan (message). Pola FORM ini sangat bermanfaat untuk mengenalnya lebih jauh. Namun banyak juga orang yang senang bicara hanya masalah hobby saja. Masalah lain seperti keluarga, dan pekerjaan ia kurang menyukainya. Setiap orang ingin dihargai dan didengar. Maka jika sudah bertanya, dengarkanlah dengan seksama (attentive listening). Untuk itu pola SOFTEN menarik untuk dilakukan, yaitu Smile (tersenyum), Open posture (Bersikap terbuka untuk menerima informasi), Forward leaning (tubuh berhadapan dengannya), Touch (Sentuhan) – bersalamanlah pada saat yang tepat, biasanya saat memperkenalkan diri, Eye contact (menatap matanya dengan penuh perhatian), Nod (mengangguk) –mengangguknyalah saat menyetujui pernyataan dan pujilah jika memang patut untuk dipuji.

 

c. Menjadi pendengar yang baik

Dalam berkenalan, tentu kita menginginkan informasi sebanyak-banyaknya dari pembicara. Untuk itu seringlah menyebut namanya. Karena nama adalah musik indah yang universal. Hindarilah kata-kata : aku, saya, kami yang membawa kita terjebak untuk membicarakan diri kita sendiri. Dan itu bukan tujuan kita berkenalan dengan orang lain. Agar ia berbicara lebih banyak, jawablah pertanyaan dengan pernyataan atau menanyakan hal-hal yang belum jelas atau menarik. Jika kita memiliki keahlian bertanya dan mendengarkan, maka sungguh mudah untuk menjalin persahabatan dengan siapapun.

 

d. Semangatadalah inti dari iman. Bahkan didunia, adalah buah semnagat dari kedua orang tua kita. Sang genius Albert Einstein yang dikutip dari Maxwell (1998) menyatakan “Menurut pengalaman saya, suatu hasil karya kreatif yang terbaik tidak pernah tercipta ketika seorang sedang merasa sedih”. Demikianlah halnya dengan semanagat Thomas Alfa Edison untuk menemukan lampu pijar. Sebelum menemukannya, ia telah mencoba 1000 cara. Karena selalu positif dan semangat ia berkata :”Saat ini kita sudah tahu lebih dari 100 cara yang tidak boleh dilakukan untuk membuat lampu pijar” (Prijaksono dan Sambel, 2003). Karena semangatnya, kita bisa menikmati keindahan dunia malam hari. Semangatlah dimana-mana, karena orang akan merasa senang kalau kita semangat.

 

e. Menemukan kebaikan dimana-mana

Selalu mencoba untuk mencari kebaikan dimana-mana dalam kondisi sejelekpun. Karena setiap peristiwa selalu ada sisi positif dan negative pada sisi positifnya. Jika kita telah mampu melakukannya , maka sehatlah jiwa kita. Menurut Ralph Waldo Emerson yang dikutip Giblin (1995) mengatakan bahwa ukuran dari kesehatan jiwa adalah jika kita mampu menemukan kebaikan dimana-mana

 

f. Berpuasa media

Rasanya perlu dicoba untuk puasa media. Artinya tidak membaca surat kabar, majalah, tidak melihat televise, tidak mendengarkan radio, dan media sejenis yang umumnya bermuatan negative. Dan isi waktu dengan membaca buku sebanyak-banyaknya. Perpustakaan adalah gudang buku dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas diri kita. Kesusksesan Warren Buffett, termasuk orang terkaya di dunia, konon membaca buku 6 jam setiap hari. Berapa jamkah kita pustakawan membaca buku setiap hari?

 

IV. PENUTUP

Potensi kita luar biasa besarnya. Potensi yang tidak pernah ada pada makhluk lain ciptaan Tuhan Sang Maha Pencipta. Untuk itu di tengah besarnya pengaruh negatif di sekitar yang tidak mungkin dibendung, potensi ini perlu terus diperkaya. Potensi ini perlu terus dijaga dan dirawat agar dapat melejit untuk mencapai kesejahteraan yang diharapkan. Pengayaan potensi perlu dilakukan dengan perubahan pola piker, pola ucap, dan pola tindak. Pola pikir akan mempengaruhi, pola ucap, dan juga pola tindak. Pola tindak itu setiap hari akan menjadi kebiasaan. Dan dengan kebiasaan ini akan menentukan sifat kita. Sifat atau karakter inilah yang mentukan nasib kita. Jadi nasib sangat ditentukan oleh pola pikir kita selama ini.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Chapman, E.N. 2003. Sikap : Kekayaan anda yang paling berharga. Jakarta : Bina Aksara.

Carter-Scott, C. 2004. Bila sukses sebuah permainan : inilah aturannya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Dorman, J. dan J.C Maxwell. 1998. Strategi menuju sukses. Jakarta : Network TwentyONE

Giblin, L. 1995. Cara memiliki keyakinan dan kekuasaan dalam berurusan dengan orang lain : Kunci keberhasilan dalam segala urusan. Jakarta : MIC Publishing.

Giblin, L. 1995. Cara memiliki keyakinandan kekuasaan dalam berurusan dengan orang lain ; Kunci keberhasilan dalam segala urusan. Jakarta : Mitra Utama.

Maxell, JC. 2009. Make today count. Surabaya : MIC Publishing.

Maxell, JC. 2002. Sikap. Jakarta : Mitra Media.

Peale, VP. 1996. Berpikir positif. Jakarta : Binarupa Aksara.

Prijaksono, A. dan Sanjaya, D. 2002. If You Want to get everything you ever wanted use your 7 power. Jakarta : Binarupa Aksara.

Prijaksono, A dan Sambel, R. 2003 Miximize your strength. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Ziglar, Z. 2001. Satu lagi alas an untuk tersenyum. Jakarta : Intetaksara.

Timotheus, Y. 2007. Seandainya semua orang berpikir positif. Bandung : Dhia Publishing.

 

Share this post

Leave a Reply